PANDANGI AKU, CAHAYA
Dalam keremangan aku terus menyapa cahaya
Kuharap dia pun tak letih menghampiri diriku yang tersudut ini
di satu titik aku merasa tlah lumpuh
Tiada mampu tuk bergerak dan melepas kepenatan
Mungkin hanya harapku yang terus bersandar dalam bahuku
Hingga ragaku letih menopangnya
Dalam hening aku tersungkur
Mencoba menahan perih yang hinggap dalam peraduanku
Tak pernah terpikir akan nestapa
sedikitpun hanya lelah yang menerpa
di tengah hiruk pikuk
Aku terseok dalam langkahku
Dalam perenunganku, aku tersentak
bahwa yang kuharap hanya seberkas harapan ilusi
Semua yang ada dalam logika ini nisbi
Tak seluas galaksi fikirku
Tak sesempit jarum pandangku
Hanya tak mampu bertutur lebih
Dalam segarnya air mataku
Tangisan ini berarti banyak
Bahwa hanya butiran ini penguatku
Meski jiwaku tlah lebur
Meski ragaku tlah remuk
Hanya menunggu
kau sanggup memandangku
Dalam keremangan aku terus menyapa cahaya
Kuharap dia pun tak letih menghampiri diriku yang tersudut ini
di satu titik aku merasa tlah lumpuh
Tiada mampu tuk bergerak dan melepas kepenatan
Mungkin hanya harapku yang terus bersandar dalam bahuku
Hingga ragaku letih menopangnya
Dalam hening aku tersungkur
Mencoba menahan perih yang hinggap dalam peraduanku
Tak pernah terpikir akan nestapa
sedikitpun hanya lelah yang menerpa
di tengah hiruk pikuk
Aku terseok dalam langkahku
Dalam perenunganku, aku tersentak
bahwa yang kuharap hanya seberkas harapan ilusi
Semua yang ada dalam logika ini nisbi
Tak seluas galaksi fikirku
Tak sesempit jarum pandangku
Hanya tak mampu bertutur lebih
Dalam segarnya air mataku
Tangisan ini berarti banyak
Bahwa hanya butiran ini penguatku
Meski jiwaku tlah lebur
Meski ragaku tlah remuk
Hanya menunggu
kau sanggup memandangku
0 komentar:
Posting Komentar