CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 27 Agustus 2013

Sejarah Kerajaan Majapahit

Majapahit
Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M, Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa kekuasaan Hayam Wuruk yg berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di semenanjung Malaya Borneo Sumatra Bali dan Filipina. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaan terbentang di Sumatra Semenanjung Malaya Borneo hingga Indonesia timur meskipun wilayah kekuasaan masih diperdebatkan.
Hanya terdapat sedikit bukti fisik sisa-sisa Majapahit dan sejarah tak jelas. Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton – Kitab Raja-raja dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuk Majapahit.
Sementara itu Nagarakertagama merupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.
Keakuratan semua naskah berbahasa Jawa tersebut dipertentangkan. Tidak dapat disangkal bahwa sumber-sumber itu memuat unsur non-historis dan mitos. Beberapa sarjana seperti C.C. menganggap semua naskah tersebut bukan catatan masa lalu tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.
Namun demikian banyak pula sarjana yang beranggapan bahwa garis besar sumber-sumber tersebut dapat diterima karna sejalan degan catatan sejarah dari Tiongkok khusus daftar penguasa dan keadaan kerajaan yang tampak cukup pasti.

Sejarah Pendirian Kerajaan Majapahit

Sesudah Singhasari mengusir Sriwijaya dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290 Singhasari menjadi kerajaan paling kuat di wilayah tersebut. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut upeti.
Kertanagara penguasa kerajaan Singhasari yang terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut degan merusak wajah dan memotong telinganya, Kublai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu Jayakatwang adipati Kediri sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya menantu Kertanegara yg datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru.
Desa itu dinamai Majapahit yang nama diambil dari buah maja dan rasa pahit dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongolia tiba Wijaya bersekutu degan pasukan Mongolia untuk bertempur melawan Jayakatwang.
Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongol sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukan secara kalang-kabut karna mereka berada di teritori asing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan degan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.
Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa termasuk Ranggalawe Sora dan Nambi memberontak melawan meskipun pemberontakan tersebut tak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudhalah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti) Halayudha ditangkap dan dipenjara dan lalu dihukum mati, Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Anak dan penerus Wijaya

Jayanegara adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet yang berarti “Penjahat lemah”. Pada tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh tabib Tanca. Ibu tiri yaitu Gayatri Rajapatni seharus menggantikan akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita.
Rajapatni menunjuk anak perempuan Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibu pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putra Hayam Wuruk.
Kejayaan Kerajaan Majapahit Hayam Wuruk juga disebut Rajasanagara memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masa Majapahit mencapai puncak kejayaan dengan bantuan mahapatih Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364) Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Pada tahun 1377 beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang menyebabkan runtuh sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal terkenal Majapahit lain adalah Adityawarman yang terkenal karna penaklukan di Minangkabau.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra semenanjung Malaya Borneo Sulawesi kepulauan Nusa Tenggara Maluku Papua dan sebagian kepulauan Filipina. Namun demikian batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampak tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yg mungkin berupa monopoli oleh raja.
Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa Kamboja Siam Birma bagian selatan dan Vietnam dan bahkan mengirim duta-duta ke Tiongkok.

Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Sesudah mencapai puncak pada abad ke-14 kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampak terjadi perang saudara (Perang Paregreg) pada tahun 1405-1406 antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana.
Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450-an dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468. Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi.
Sengkala ini konon adalah tahun berakhir Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041 yaitu tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi.” Namun demikian yang sebenar digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugur Kertabumi raja ke-11 Majapahit oleh Girindrawardhana.
Ketika Majapahit didirikan pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di seluruh nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan agama Islam yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul di bagian barat nusantara.

Sistem Perekonomian Majapahit

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.
Menurut catatan Wang Ta-yuan pedagang Tiongkok komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada garam kain dan burung kakak tua sedangkan komoditas impor adalah mutiara emas perak sutra barang keramik dan barang dari besi.
Mata uang dibuat dari campuran perak timah putih timah hitam dan tembaga. Selain itu catatan Odorico da Pordenone biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321 menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas perak dan permata.

Kebudayaan Majapahit

Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan besar keagamaan yg diselenggarakan tiap tahun, Agama Buddha Siwa dan Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit dan raja dianggap sekaligus titisan Buddha Siwa maupun Wisnu.
Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi pada masa sebelum arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya. Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata. Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan Mojokerto.

Struktur Pemerintahan Majapahit

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut tak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasa diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawah antara lain yaitu :
  • Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja.
  • Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan.
  • Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan.
  • Dharmma-upapatti para pejabat keagamaan.
Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggota para sanak saudara raja yang disebut Bhattara Saptaprabhu.
Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah yang disebut Paduka Bhattara. Mereka biasa merupakan saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam mengumpulkan penghasilan kerajaan penyerahan upeti dan pertahanan kerajaan di wilayah masing-masing. Dalam Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Daerah-daerah bawahan tersebut yaitu :
  1. Kelinggapura
  2. Kembang Jenar
  3. Matahun
  4. Pajang
  5. Singhapura
  6. Tanjungpura
  7. Tumapel
  8. Wengker
  9. Daha
  10. Jagaraga
  11. Kabalan
  12. Kahuripan
  13. Kelinga
  14. Majapahit

0 komentar:

Posting Komentar